Pada tanggal 15 Juni 2025, Lembaga Pecinta Islam dan Sains (LPIS) Fakultas Kedokteran UNISMA menyelenggarakan sebuah seminar online bertajuk “Fit for Faith: Cardiovascular Health as an Islamic Responsibility” yang menghadirkan dr. Chaq El Chaq Zamzam Multazam, MD., MSc. sebagai pemateri. Diikuti oleh lebih dari 100 peserta, seminar ini mengupas pentingnya menjaga kesehatan jantung tidak hanya dari sisi medis, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab spiritual dalam Islam.
Beban Penyakit Jantung di Indonesia
Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Berdasarkan Global Burden of Disease 2024, lebih dari setengah juta kematian kardiovaskular terjadi setiap tahun di Indonesia. Penyebab utamanya berakar pada gaya hidup tidak sehat yang mencakup konsumsi makanan berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, serta stres berkepanjangan.

dr. Zamzam menyoroti tiga faktor utama yang sangat berkontribusi terhadap kejadian penyakit jantung:
- Diabetes Melitus pada Wanita
Wanita dengan diabetes memiliki risiko kardiovaskular yang lebih tinggi dibanding pria, terutama jika tidak dikelola dengan baik. - Kadar Kolesterol LDL yang Tinggi
LDL atau “kolesterol jahat” memicu penumpukan plak pada dinding arteri, mempersempit pembuluh darah dan mengarah pada penyakit jantung. - Obesitas
Lemak berlebih, terutama di sekitar perut (epicardial fat), kini bahkan diakui sebagai novel biomarker untuk risiko jantung.
Pandangan Islam terhadap Kesehatan
Islam memandang kesehatan sebagai amanah. Konsep tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha. Sebagaimana hadits: “Ikatlah untamu, kemudian bertawakallah.” (HR. At-Tirmidzi), umat Islam diajarkan untuk berikhtiar secara aktif menjaga kesehatannya.
Beberapa prinsip keislaman yang disampaikan dalam seminar ini mencerminkan keterpaduan antara nilai spiritual dan kesehatan:
- Pola Makan Nabi:
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia lebih buruk dari perutnya…” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi). Prinsip makan secukupnya ini selaras dengan konsep keseimbangan kalori in dan out. - Larangan Tidur setelah Makan:
Aktivitas ringan pasca makan terbukti menurunkan lonjakan glukosa darah, mencegah resistensi insulin dan kerusakan pankreas. - Anjuran Aktivitas Fisik:
Rasulullah menganjurkan beberapa aktivitas seperti berenang, memanah, dan berkuda. Studi ESC 2024 juga merekomendasikan jalan kaki, bersepeda, serta latihan angkat beban sebagai bentuk preventive medicine. - Tidur dan Kesehatan Mental:
Tidur optimal (6–9 jam/hari) dan manajemen stres berperan dalam mencegah stroke dan penyakit jantung. Kisah Nabi yang menyepi di Gua Hira merupakan contoh spiritual retreat yang relevan dengan mental hygiene.
Kesehatan Jantung: Antara Ibadah dan Ilmu
Jantung (qalbu) dalam Islam bukan sekadar organ fisiologis, melainkan pusat spiritualitas manusia. Rasulullah bersabda:
“Dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh tubuh; jika rusak, maka rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa itu adalah qalbu.” (HR. Bukhari-Muslim)
Maka, menjaga kesehatan jantung bukan semata demi kebugaran fisik, tetapi juga bagian dari ibadah. Menjaga tubuh adalah bentuk syukur atas nikmat Allah dan tanggung jawab atas amanah tubuh yang kita miliki.
CVD Lifestyle: Dari A-Z
dr. Zamzam menutup dengan ajakan praktis:
“Mari menjaga jantung kita sebagai bentuk ibadah dan rasa syukur.”
Berikut poin-poin gaya hidup sehat yang direkomendasikan:
- Pola makan sehat: Tinggi serat, rendah gula-garam-lemak.
- Aktivitas fisik rutin: Jalan kaki, olahraga ringan.
- Manajemen stres: Zikir, salat, dan relaksasi.
- Tidur cukup dan berkualitas.
- Rutin cek kesehatan: BMI, lingkar perut, tekanan darah.

Penutup
Kesehatan jantung bukan hanya urusan medis, melainkan juga tanggung jawab keislaman. Melalui pemahaman yang utuh antara ilmu dan iman, umat Islam diajak untuk tidak menunggu sakit untuk berubah, melainkan mencegah sebagai bagian dari ketaatan.