PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT “ELIMINASI INFEKSI SCABIES DI PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH 1 DESA DONOWARIH, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG DENGAN METODE PEER EDUCATION DAN PELATIHAN PEMBUATAN PRODUK KESEHATAN”

Fakultas Kedokteran > Berita > PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT “ELIMINASI INFEKSI SCABIES DI PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH 1 DESA DONOWARIH, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG DENGAN METODE PEER EDUCATION DAN PELATIHAN PEMBUATAN PRODUK KESEHATAN”

Scabies adalah penyakit infeksi kulit yang disebabkan parasite Sarcoptes scabei. Penyakit ini bersifat menular dan proses penularan dapat terjadi secara kontak langsung maupun tak langsung. Manifestasi klinis dari scabies berupa lesi berbentuk mukopapular diseluruh permukaan kulit terutama di daerah telapak tangan dan kaki, lengan dan kaki, genetalia, dan lipatan payudara, lesi bentuk terowongan dibawah kulit, yang disertai rasa gatal, dan infeksi sekunder. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang sering terabaikan. WHO menyebutkan insiden scabies di dunia sekitar 32 sampai 74%, termasuk Indonesia, terutama di tempat -tempat yang kurang menjaga akebersihan dan padat penghuninya seperti penjara, pondok pesantren, asrama, dan panti asuhan. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh infeksi ini adalah gangguan tidur, penurunan akademik, dan penurunan produktifitas.

Gambar 2. Anamnesis & cek Tanda-tanda Vital Santri

Desa Donowarih merupakan desa binaan dari FK UNISMA. Di desa tersebut terdapat beberapa pondok pesantren yang menampung banyak santri dari berbagai daerah. Hasil pengamatan sebelumnya didapatkan beberapa santri penghuni Pondok pesantren tersebut juga terinfeksi scabies. Salah satu penyebab tingginya angka kejadian scabies di lingkungan pondok pesantren adalah kurangnya kesadaran para santri terhadap kebersihan individu dan lingkungan.

Foto Bersama dengan Ketua Pondok & Perawat Polindes

Pengobatan scabies bertujuan untuk mengeliminasi sumber infeksi baik berupa telur, larva maupun bentuk dewasa dari Scabies. Penggunaan permethrin dan ivermetrin cream dengan dosis yang tepat dan cara pemberian yang tepat efektif untuk mengobati penyakit tersebut. Disamping pengobatan secara farmakologis, pengobatan non farmakologis juga dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan. Mandi secara teratur 2 kali sehari menggunakan sabun antiseptic, mencuci pakaian dengan air panas , membersihkan alas tempat tidur dan menjemur seminggu 2 kali merupakan cara yang efektif untuk menurunkan penularan scabies.

Gambar 4. Pemberian Obat dan KIE

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam rangka pencegahan penyakit scabies adalah Peer Education. Peer education merupakan suatu satu metode pendekatan pendidikan Kesehatan yang menggunakan teman sebaya. Prinsip   yang  digunakan adalah  bekerja   dari   remaja,   untuk remaja,  dan  oleh  remaja  sehingga  program peer     education    (dengan    teknik peer educator  sebagai  aktornya)  sangat  efektif untuk mendorong keterlibatan remaja dalam  pembinaan    terhadap    temannya    sendiri. Disamping itu peer education juga merupakan metode pendidikan yang dapat  merubah  perilaku menjadi baik melalui teknik alih pengetahuan yang dilakukan antara kelompok    sebaya,    dikarenakan    mereka mempunyai   hubungan   yang   lebih   akrab, penggunaan  bahasa  yang  sama  serta  dapat dilakukan   dimana   saja   dan   kapan   saja dengan cara penyampaian yang santai, lebih nyaman saat berdiskusi tentang permasalahan    yang    dihadapi    termasuk masalah yang sensitif.

Gambar 5. Foto Bersama Santri Putra

Berdasarkan fakta tersebut diatas maka pengabdian masyarakat yang akan dilakukan adalah mengeliminasi infeksi scabies di pondok pesantren , melalui kegiatan pengobatan terhadap penyakit scabies, Pendidikan Kesehatan dengan pendekatan peer education, dan pelatihan pembuatan sabun mandi antiseptic dan hand sanitizer. Kegiatan ini melibatkan dosen dan mahasiswa dari Prodi Kedokteran dan Farmasi FK UNISMA sebagai bentuk kolaborasi interprofessional dalam membantu memecahkan permasalahan di masyarakat.

Gambar 6. Foto Bersama Santri Putri

Pengabdian ini dilaksanakan di hari sabtu dan minggu pada tanggal 24-25 Agustus 2024. Pada hari pertama dilaksanakan screening dengan jumlah peserta 144 santri. Dalam pemeriksaan screening dilakukan anamnesa, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan pada bagian kulit, melakukan pengambilan sampel pada kulit yang dicurigai scabies, dan diakhiri dengan pemberian obat untuk pasien. Di hari yang kedua kami melakukan penyuluhan terkait Scabies dengan pemateri dr. Hj. Noer Aini, M.Kes, pemberian materi pembuatan sabun anti bakteri oleh mahasiswi farmasi dan juga oleh Ibu Dian Novita, S.Farm,M.Imun. pemberian contoh aplikasi cuci tangan 7 langkah oleh mahasiswa, dan diakhiri post test.

Gambar 7. Penyerahan Cinderamata
Gambar 7. Penyuluhan PHBS
Gambar 8. Pembuatan Sabun Antibakteri Bersama Santri
Pemberian Materi Scabies Oleh dr. Hj. Noer Aini, M.Kes