Pengalaman Budaya Lintas Negara: FK Unisma dan Thaksin University di Museum Folklore Thailand

 

Kunjungan ke Folklore Museum atau “Institute for Southern Thai Studies” merupakan salah satu agenda penting dalam rangkaian kegiatan studi banding di Thailand. Museum ini terletak di Mu 1, Ban Ao Sai, Ko Yo, Songkhla, dan berada di bawah naungan “Thaksin University”. Museum ini berdiri pada tahun 1978, yang memiliki peran besar dalam melestarikan dan memperkenalkan budaya masyarakat Thailand Selatan melalui pameran tematik yang terbagi dalam beberapa bangunan.

Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam memahami warisan budaya, sejarah, dan tradisi masyarakat Thailand Selatan, serta menumbuhkan wawasan lintas budaya yang relevan dengan pembelajaran akademik maupun pengembangan pribadi.

Rangkaian kegiatan pada 15 Agustus 2025 dimulai pukul 08.30 dengan sarapan pagi bersama di Rumah Makan Kelantan. Selanjutnya, pukul 10.00, rombongan menuju Thaksin University untuk mengikuti sesi pengantar singkat mengenai budaya Thailand Selatan serta peran museum dalam pendidikan dan pelestarian tradisi. Setelah itu, pada pukul 12.00, peserta beristirahat untuk makan siang di kantin Thaksin University. Perjalanan kemudian dilanjutkan pukul 13.00 menuju Folklore Museum. Setibanya di lokasi, rombongan disambut oleh pengelola museum yang memberikan gambaran umum mengenai sejarah pendirian serta pembagian ruang pameran.

Sebelum memulai tur mengunjungi ruang diberbagai Folklore Museum, peserta terlebih dahulu mengikuti ice breaking yang bertujuan untuk mencairkan suasana serta mempererat keakraban antara mahasiswa FK UNISMA dan mahasiswa Thaksin University.

Selanjutnya peserta dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Kedokteran UNISMA dan mahasiswa Thaksin University. Melalui pembagian ini, mereka bersama-sama melakukan tur untuk mengunjungi beberapa ruang utama di Folklore Museum, antara lain:

  1. Ruang Sejarah dan Etnografi, yang menampilkan jejak sejarah dan kehidupan masyarakat Thailand Selatan.
  2. Ruang Manik-manik dan Perhiasan, memperlihatkan keterampilan masyarakat dalam menghasilkan kriya bernilai seni tinggi.
  3. Ruang Pisau dan Senjata, menampilkan koleksi senjata tradisional yang penuh makna budaya.
  4. Ruang Perkakas Tradisional, berisi alat pertanian, peralatan rumah tangga, dan perlengkapan ekonomi masyarakat.
  5. Ruang Permainan Rakyat, yang memperlihatkan tradisi hiburan sekaligus sarana mempererat hubungan sosial.
  6. Ruang Seni, Numismatik, dan Budaya Muslim, yang memperlihatkan keragaman etnis, agama, serta sistem ekonomi di Thailand Selatan.

Sebagai penutup, rombongan diajak berfoto di patung nora pada pukul 15.45 untuk menikmati panorama Danau Songkhla dan Jembatan Tinsulanonda. Aktivitas ini sekaligus menjadi momen refleksi dan dokumentasi bersama. Tepat pukul 16.00, rombongan meninggalkan museum dan kembali ke universitas/akomodasi.

Kunjungan ke Folklore Museum memberikan pengalaman yang kaya dan berkesan bagi mahasiswa. Museum ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan artefak, melainkan sebagai pusat pembelajaran yang hidup. Koleksi yang dipamerkan berhasil menggambarkan bagaimana masyarakat membangun kehidupan, menjaga kearifan lokal, dan melestarikan identitas budaya mereka.

Dari sisi akademik, kegiatan ini relevan dengan berbagai disiplin ilmu. Mahasiswa di bidang kesehatan dapat memahami bagaimana tradisi dan pola hidup masyarakat mempengaruhi perilaku kesehatan, sementara dari sudut pandang sosial-humaniora, kunjungan ini memperkuat pemahaman tentang multikulturalisme, toleransi, dan harmoni antar agama.

Lebih jauh, kegiatan ini melatih mahasiswa untuk lebih terbuka terhadap perbedaan, menghargai keberagaman, dan memahami pentingnya upaya pelestarian budaya. Momen refleksi di patung nora menjadi simbol perjalanan: setelah mempelajari masa lalu melalui koleksi di dalam museum, peserta kemudian diajak menatap masa depan dengan semangat melanjutkan cerita budaya.

Secara keseluruhan, kunjungan ke Folklore Museum – Institute for Southern Thai Studies, Thaksin University pada tanggal 15 Agustus 2025 berjalan dengan baik dan lancar. Kegiatan ini tidak hanya menambah wawasan akademik, tetapi juga memperkaya pengalaman lintas budaya, mempererat kebersamaan antar peserta, serta menumbuhkan rasa empati sosial.

Museum ini menjadi pengingat bahwa budaya adalah warisan berharga yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Melalui kunjungan ini, mahasiswa memperoleh pemahaman mendalam bahwa menjaga budaya berarti menjaga jati diri sebuah bangsa