Upaya untuk melestarikan warisan budaya sekaligus meningkatkan kesadaran generasi
muda akan manfaat jamu tradisional, mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Malang (FK Unisma) mengadakan acara “Penyuluhan dan Demonstrasi Jamu
Tradisional” di SMK Modern Al-Rifa’ie Gondanglegi pada 19 Desember 2024. Acara ini
bertujuan untuk memberikan edukasi tentang khasiat jamu tradisional bagi kesehatan serta cara
pembuatannya yang alami dan ramah lingkungan. Tidak hanya teori, peserta juga diajak untuk
mempraktikkan langsung proses pembuatan jamu. Sesi penyuluhan mahasiswa Farmasi FK
Unisma menjelaskan berbagai manfaat jamu tradisional, mulai dari meningkatkan daya tahan
tubuh, meredakan nyeri, hingga menjaga kesehatan kulit. Mereka juga menekankan pentingnya
penggunaan bahan-bahan alami seperti kunyit, jahe, temulawak, dan daun sirih, yang sudah
dikenal sejak lama di Indonesia.

Setelah sesi penyuluhan, peserta diajak mengikuti demonstrasi pembuatan jamu
tradisional. Sesi ini mereka diperkenalkan pada alat dan bahan yang digunakan, seperti ulekan,
saringan, dan panci perebus. Beberapa jenis jamu yang dibuat meliputi jamu kunyit asam, beras
kencur, dan wedang jahe. Peserta terlihat antusias mengikuti langkah-langkah yang dipandu
oleh tim mahasiswa farmasi FK Unisma. Mereka juga diberi kesempatan untuk mencoba
sendiri membuat jamu dan mencicipinya. Acara ini dihadiri oleh 21 peserta yaitu siswi SMK
Modern Al-Rifa’ie kelas XI. “Saya sangat senang bisa belajar langsung cara membuat jamu.
Ternyata tidak sulit dan rasanya enak sekali!” ujar Vania, salah satu peserta yang hadir. Melalui
acara ini, mahasiswa Farmasi FK Unisma berharap siswa semakin mengenal dan mencintai
jamu sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia. “Kami ingin menginspirasi generasi muda
untuk kembali ke alam, salah satunya dengan mengonsumsi jamu yang sehat dan alami,” ujar
Intan (Perwakilan mahasiswa farmasi). Dengan kesuksesan acara ini, diharapkan penyuluhan
dan demonstrasi serupa dapat terus dilaksanakan di berbagai sekolah, sehingga warisan budaya
jamu dapat tetap lestari dan dikenal oleh generasi muda.